BERITA DARI JAWA POS, SUASANA HARU DI INDONESIA

 

Wan Azizah Temui Tokoh KAHMI

JAKARTA - Penuh haru. Itulah yang terjadi saat istri mantan Deputi PM Malaysia Dr Anwar Ibrahim yang juga tokoh oposisi Malaysia, dr Wan Azizah Wan Ismail, bertemu dengan para tokoh alumni HMI (KAHMI) dan sahabat-sahabat suaminya di rumah mantan Menaker Fahmi Idris kemarin.Dalam pertemuan 1,5 jam yang berakhir sekitar pukul 21.30 WIB itu, hadir, antara lain, Dr Imaduddin Abdurrahim, mantan Menkeu Mar'ie Muhammad, mantan Menkop Adi Sasono, anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Eki Syahruddin, Dr Jimly Ashsidiqie, Dr Marwah Daud Ibrahim, dan pengamat politik Fachri Aly MA.

Hadirnya beberapa tokoh yang sebagian petinggi Partai Golkar itu memunculkan rumor bahwa Partai Golkar mendukung Partai Keadilan Nasional, partai yang dipimpin Wan Azizah di Malaysia. Namun, Ketua DPP Partai Golkar Fahmi Idris yang juga menjadi tuan rumah pertemuan itu menolaknya. Menurut dia, pertemuan ini sebatas silaturahmi dan memberikan dukungan moral atas perjuangan Anwar Ibrahim yang juga wakil ketua Partai UMNO itu.

''Tapi, kalau dikatakan bermuatan politik bisa saja,'' kata Fahmi yang tadi malam mengenakan baju takwa warna putih. Menurut dia, sikap resmi Partai Golkar akan diumumkan setelah pertemuan resmi dengan Wan Azizah Senin hari ini di Hotel Regent Jakarta. Pertemuan itu, kata dia, direncanakan dihadiri seluruh pengurus DPP Partai Golkar, termasuk Ketua Umum Akbar Tandjung.

Wan Azizah sebelumnya bertemu Presiden Abdurrahman Wahid. Pertemuan itu berlangsung tertutup karena sifatnya silaturahmi. Bukan pertemuan kenegaraan. Selain itu, Wan Azizah Sabtu lalu berbicara pada seminar internasional bertema Transisi Demokrasi Asia di Hotel Aryadhuta, Jakarta.

Suasana pertemuan di rumah Fahmi tadi malam itu berlangsung haru. Sebab, Bang Imad -panggilan Dr Imaduddin Abdurrahim- merupakan kawan lama Anwar Ibrahim. Bang Imad menceritakan, dirinya pertama bertemu saat pelatihan kader HMI di Pekalongan pada 1967. Ketika itu, ketua umum PB HMI adalah Nurcholish Madjid.

Namun, rupanya, nasib berubah cepat. ''Saya tak menduga sebelumnya, Anwar Ibrahim yang juga pendiri Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) itu ditangkap polisi dan dipaksa mundur dari jabatan wakil PM Malaysia,'' kata Bang Imad sambil berkaca-kaca mengenang saudaranya itu.

Selanjutnya, Bang Imad, dosen senior ITB, yang sempat diminta Anwar Ibrahim untuk meng-up grade Institut Teknologi Malaysia (ITM) pada 1970 itu pun menceritakan pertemuannya dengan Anwar Ibrahim di penjara. Ketika berpelukan saat itu, kata Bang Imad, Anwar tak bisa menolehkan kepalanya karena mengaku sakit. ''Saya tahu sendiri, tubuh Anwar banyak bekas luka akibat siksaan di penjara,'' tutur Bang Imad.

Saat menceritakan pertemuan dengan Anwar Ibrahim itu, Bang Imad beberapa kali menyeka air matanya. Melihat itu, Marwah Daud Ibrahim, Mar'ie Muhammad, Adi Sasono, dan Fachri Aly ikut sesenggukan. Mata mereka terlihat sembab. Suasana terhenti sejenak.

Ketika giliran Marwah Daud Ibrahim berbicara, dia mengaku mengikuti pemikiran Anwar dengan membaca berbagai tulisan tokoh Malaysia itu saat kuliah di Amerika. Bahkan, yang paling terkesan adalah ketika membaca salah satu buku Anwar, Islamic Renaissance, yang intinya perlu dibentuk tatanan dunia baru dengan konsep masyarakat madani. Karena terkesan, Marwah pun mengadopsi pemikiran Anwar ke Indonesia.

''Tapi, saya malah dituduh mau bikin Partai Madani,'' katanya sambil tersenyum.

Pemikiran ini, lanjut Marwah, lalu disampaikannnya ke B.J. Habibie dan mendapatkan perhatian serius. Setelah itu, Habibie sendiri pun mengakui bahwa pencetus konsep masyarakat madani adalah Anwar Ibrahim.

Wan Azizah yang berbicara setelah itu mengatakan berterima kasih atas dukungan moral kawan-kawan lama suaminya.

''Terima kasih, kami takkan lupa pertemuan bersejarah ini,'' katanya sambil sesenggukan. Setelah itu, Wan menceritakan kesedihan keluarganya setelah suaminya ditangkap aparat keamanan dan dipaksa turun dari wakil PM Malaysia. (lal/lex)